pertanggung jawaban ilmu dan masa depan..?

sudah lama tak mengisi tempat sampah ini, setelah beberapa waktu menikmati mainan lain. menulis di sini serasa menginventaris ulang beberapa lembar hari hari yang terlalu crowded dan membutuhkan tempat untuk membuang umpat.
saya tak ingin membicarakan itu, tapi memang sebenarnya saya juga menikmati menulis panjang lebar seperti ini, entah cerita apapun, baik yang jelas maunya maupun yang asal nulis saja.
terus terang saja saat saya menulis ini, sebenarnya saya sedang bimbang, bimbang dalam hal nggolek duwit tentunya.
satu sisi, suksesi di pekerjaan tidak berpihak baik ke saya, segala yang dijanjikan urung telaksana, entah sadar atau tidak dalam hirarki kerja sering terjadi pengkubuan. Saya tak peduli dengan itu. saya bekerja dengan benar tentunya sesuai arahan dan tentunya sesuai cara saya. namun tak sadar itu menyiratkan saya ada di pihak satu.
"oh dia sih orangnya Pak xx." Huh.. tak seperti itu memang. saya termasuk kolot, saya punya cara saya untuk menjalankan sesuatu, dan sering melintas perkarangan orang. ngawur? tak juga, selalu ada 2 sisi mata uang, sebenarnya sih 3 sisi menurut saya.
dibilang saya orangnya si ini atau si itu sih sebenarnya tidak juga, saya pernah ikut sana ikut sini, namun saya punya cara sendiri untuk menyelesaikan garapan saya, dan tak semua orang dapat menerima cara atau pola kerja itu, hanya ada seorang kawakan yang bisa menerima itu, selalu memotivasi dengan bahasa yang khas dan dengan tegas memberikan beban yang tak semestinya (jika orang lain lihat), tak apa sih, dengan kebesaran dia, saya tak di ganggu orang lain.
aman, kuat, namun tak berduit.. intinya seperti itu sih, berbanding terbalik dengan team yang lagi naik daun karena suksesi itu, iri iya, saya tak mau munafik. saya berani bertaruh, saya tinggal, remuk garapan ini. adalah suatu perpaduan antara teknis, sosiologi, dan bumbu kebohongan dapat menjaga hubungan timbal balik yang saya yakin tak sembarang orang yang bisa, terbukti beberapa pendahulu saya diusir.
lepas dari itu beberapa tawaran untuk meloncat, tak juga menarik hati, terus terang ada sumpah sewaktu meninggalkan teman teman sepenanggungan, bahwa yang terluas, tertinggi dan terbesar nanti ada saya. sedikit demi sedikit itu tercapai, lepas dari ada duitnya atau gak.
bertukar pikiran dengan orang tua ketika kemarin saya di interogasi mengenai kemajuan kualitas hidup, membuat saya diam.
"kamu yang memilih itu, bapak hanya menuntut pertanggung jawaban kamu."
siapa bilang jadi arsitek banyak duit? kalo sudah besar iya, namun untuk menjadi besar, tak lebih mudah dari yang sudah saya lalui sekarang, 5 tahun lepas dari bangku kuliah saya sudah memutuskan untuk menjadi seperti yang saya idam idamkan, majalah itu meracuni saya untuk mejadi seperti ini.
saya masih mengidamkan sertifikasi itu seperti sekian tahun lalu, satu sudah dapat, satu lagi belum, saya tak pandai mengelola duit, jadi mungkin akan saya kagetkan saja nanti ketika mau bayar maharnya, namun ada persyaratan yang saya tak punya. pengakuan dari publik (ISO, terdokumentasi gitu lhoo)
saya sedang menikmati untuk 'mengarsiteki' sesuatu yang kecil, pernahkah anda berpikir berapa persen dari kasus kematian akibat efek berantai gempa dan sebagainya dari hunian kelas kampung? dari beberapa persen itu, berapa yang menggunakan arsitek?
"wah gak kuat bayarnya mas..", seseorang bapak bapak yang beberapa tahun yang lalu saya dolani, setelah kehidupan pasca gempa itu balik normal. "lagian apa bisa menahan amukan bumi ini? itu rumahnya pak xx ambruk juga padahal keponakannya arsitek di njakarta. gedung itu pake arsitek juga tapi masih ambruk.", secara saya, sangat bingung mendengar ungkapan yang tak perlu dijawab itu.
hari selasa kemarin, lagi, saya mendapat serantang nasi, semur jengkol, daging gepuk dan sayur rebung, masih hangat di sore itu, dari seorang ibu ibu yang mungkin hanya hendak membangun,tanpa tahu raelisasinya kapan, sebuah rumah untuk anaknya di beji sana, kayak sinetron ya..?
cuma sekian puluh ribu yang saya keluarkan, tak berarti, dibanding niat tulus berboncengan dari beji depok dengan si anak yang dia banggakan bekerja sebagai sekuriti di yayasan outsourcing yang siap sedia berdiri tegap untuk menghutang ke bank, dua bungkus djisamsu, sebagai citra penghormatan tertinggi di kaum perokok, ia bonuskan begitu membuka lebar lembaran kertas plano yang mungkin ia baru pertama kali pegang (begitu hati hati membuka teknik tekukan khas gambar kerja, tergagap sampai sedikit sobek dan berujung diomelin enyak nya). saat itu saya merasa sangat berguna.
"saya punya cara sandiri untuk mempertanggung jawabkan ilmu saya pak (kalau sedang mood sih)"
saya teringat sekian tahun lalu ketika saya masih duduk di SMU, "garis tanganmu ora dadi wong sugih."
haha.. setidaknya saya cukup menikmati hidup ini. lha terus kapan kawinmu? itu soal lain lagi..
terucap dalam hati saat sharing dengan bapak kemarin, ada niat yang tak kesampaian dalam mempertanggungkan ilmu oleh bapak, saya pasti bisa menunaikan, namun belum untuk saat ini.

tememplek by endik kurang luwih jam 11:08 p.m.,

7 gayung bersambut:

kurang luwih jam 9/22/2011 10:12:00 a.m., Blogger anakperi mengubrus...

kok ngerti? ngintik kwe mesthi...

 
kurang luwih jam 9/22/2011 11:03:00 a.m., Anonymous Moes Jum mengubrus...

wakakakakaaaak ... ngglethek nang kene ono juragan borok juga!!!

Ndik, tinimbang mumet terus urusan gaweyan mbok kowe mrene wae nang mBogor nggarap kegiatan sing pas karo ilmumu ... sopo ngerti berkah

 
kurang luwih jam 9/22/2011 12:01:00 p.m., Anonymous Ndik mengubrus...

Si borok: kwe ng ndi mas. Melu rame2 ngetwit gak..
Dudu grinpis maning: yo mas, kapan2 tak mampir. Jane suwe pgn dolan mrono tp rung ono tandem e.

 
kurang luwih jam 9/22/2011 05:55:00 p.m., Blogger bahtiar@gmail.com mengubrus...

kapan nang mbogor mas endiks ...
aku melu ...

 
kurang luwih jam 9/22/2011 10:29:00 p.m., Anonymous pitik mengubrus...

Koweorang ngeblog meneh ning ora saru, mending pijet wae neng parung nda..

 
kurang luwih jam 9/23/2011 12:00:00 a.m., Anonymous ndik mengubrus...

mas bah: siap numpak jip nissan march ngko yen sing nduwe iso di speak
bung pitik: dah bagus ngeblog neh

 
kurang luwih jam 10/04/2011 04:13:00 p.m., Blogger Pinkina mengubrus...

kok ora saru sih ?

 

Een reactie posten

<< mbalik

sakderengipun kawula nyuwun agunging samudra pangaksami dumateng panjenengan sami, sesepuh pinisepuh, bapak bapak saha ibu ibu, mas mas saha mbak mbak ingkang kersa mampir dhateng papan kawula menika, menawi wonten kalepatan, sedaya klenta klentunipun bilih tumindak lan atur, nyuwun boten dipun dadosaken penggalih, mugi mugi Ngarsa Dalem Sing Ngecat Lombok paring berkah..