Pendekatan yang tak logis

Sudah 10 bulan terlewat sejak saya memutuskan hengkang dari rutinitas kerja yang 7th saya geluti, lalu apakah menjadi pertapa? Tentu tidak, saya belum dapat wangsit seperti itu.
Start up sendiri memang menantang, bertaruh daya dan upaya, sepadan? bull shit kalo bilang pasti iya, yg jelas layaknya berjudi segala hal bisa jadi worth atau sebaliknya blas remuk bubuk.
Layaknya pohon, berawal dari biji yg jatuh, atau sengaja disemaikan, atau yg lebih advance, entah stek, okulasi atau apapun. Situasi mungkin sama, tujuan juga, menjadi berkembang dan tumbuh besar sampai saatnya beregenerasi lagi, itu perputaran yang logis.
Sore itu seperti biasa di kantor yg berkamuflase jadi warung.. Haha sebenarnya tidak, tongkrongan warung yg menjadi lintas transaksi pekerjaan, seorang teman mengajak bersua dan menawari job, ya pada intinya itu.
Disela kebul kopi, tersebutlah jobdesk dan beberapa permintaan,
"lu bisakan? Lu manual atau pake mesin buat motong kaya yg di factory kita (saat masih karyawan tentunya) dulu?", tegas si teman.
"bisalah, pake mesin sirkel matanya ganti buat alumunium yg pake mata kecil, bisa juga kan?", jawab saya.
"...", diam dia, raut muka menunjukan tidak sreg.
"simple aja bro, tujuannya motong kan? Perkara rapih enggak ya kan dari kita selalu ada garansi, tentu gak ngasal bikinnya.. Toh selama ini untuk case yg lain gak masalahkan?", lanjut saya.
Memang material yg mau di olah cukup rapuh, yah bukan barang mewah tentunya, kalo melihat prinsip ada harga ada rupa, material memang bagus namun alih2 high end, ini sebenarnya berasal dari material recycle, buat low end dan low cost, seperti biasa peminat banyak karena murah.
"mesin potong kayak yg di factory memang pas buat motong itu, tapi itu investasi besar, (duit) dari mana beli gituan, dan yang utama seberapa perlu buat hari ini... Realistis aja untuk hari ini, kita tumbuh dengan alami aja bro, lha wong resiko kita aja besar, bayaran kadang lama liquidnya, malah jadi kayak BLBI kita modalin kontraktor yg lebih besar, masa bengkel musti besar duluan baru dapet kerjaan.. Nggak ada bedanya kita musti kaya duluan baru bisa kerja dong.."
Kadang persyaratan yg dimnta tak sepadan dengan pekerjaan yang diterima, selebihnya janji2 tanpa komitmen yang tertuang sebagai cover asuransi kita menginvestasikan segala hal supaya match dengan persyaratan tsb.
Ini tentang pendekatan yang terkadang orang lupa menerjemahkannya, prinsipnya sih, nikmati saja yg bisa kita dapat hari ini, fokus untuk berkembang sesuai kebutuhan, tak selalu tiap transaksi harus jadi kok.

tememplek by endik kurang luwih jam 8:52 p.m.,

1 gayung bersambut:

kurang luwih jam 8/09/2017 12:56:00 a.m., Anonymous Pendakian gunung sumbing via garung mengubrus...

Nikmati saja yg sudah kita dapat. Mungkin prinsip ini bisa jadi inspirasi saya.

 

Een reactie posten

<< mbalik

sakderengipun kawula nyuwun agunging samudra pangaksami dumateng panjenengan sami, sesepuh pinisepuh, bapak bapak saha ibu ibu, mas mas saha mbak mbak ingkang kersa mampir dhateng papan kawula menika, menawi wonten kalepatan, sedaya klenta klentunipun bilih tumindak lan atur, nyuwun boten dipun dadosaken penggalih, mugi mugi Ngarsa Dalem Sing Ngecat Lombok paring berkah..