Canang Jawa zondag, juni 16, 2013
Canang, secara harafiah sebuah simbol keikhlasan, sebuah sajian untuk Sang Hyang dalam warna Hindu Jawa, sebagaimana dasar budaya lokal Jawa kuno. Biasanya diletakkan ditempat yg membutuhkan berkah.
Ca nang berarti tujuan yg indah dalam basa kawi, banyak ragamnya berdasar dari susunan sesajian pembentuknya.
Canang juga ada yang untuk harian dan ada yang dalam event tertentu, misal kliwonan.
Jejak budaya sesembahan canang masih kental tersisa di Bali.
Di Jawa, akulturasi budaya yang berlapis perlahan melunturkannya, entah musrik atau alasan yg berbau mistis lain.
Tapi ini etnik. Unik.
Di sudut kota yang katanya masih kental kejawennya itu, dia mungkin beralih fungsi sebagai elemen chic saja di tempat yang mungkin tidak seharusnya.
Ironi? Entahlah
tememplek by endik kurang luwih jam 5:03 p.m.,
6 gayung bersambut:
- kurang luwih jam 6/17/2013 03:11:00 p.m., Pinkina mengubrus...
-
sajen?
- kurang luwih jam 6/17/2013 04:13:00 p.m., mengubrus...
-
Yo, sebenarnya maknanya sama dengan kurban, namun dalam skala rutinitas, setidaknya begitu.
- kurang luwih jam 6/22/2013 07:35:00 p.m., gambarpacul mengubrus...
-
ndisek sok ngembat ngenean iki nek ono rokoke apa panganan sik enak..
- kurang luwih jam 6/26/2013 09:01:00 p.m., KA Widiantara mengubrus...
-
bahkan di Bali canang pun dijual oleh umat non Hindu, mereka Hidup dan besar dari berkah canang. jadi, kalau dianggap musrik, harus dipikirkan matang. monggo cari kerja lain ;)
- kurang luwih jam 6/26/2013 09:08:00 p.m., mengubrus...
-
Gambarpacul & Widiantara; itu budaya asli, tantangan kita hanya seberapa kuat menahan pengaruh asing, entah barat maupun timur, entah wacana maupun dogma, yang jelas kearifan lokal harus dilestarikan, karena itu proses yg panjang dari cikal bakal kita
- kurang luwih jam 6/27/2013 08:21:00 p.m., Pregnancies mengubrus...
-
Dulu berpikiran tuh sajen cuma untuk pengharum ruangan tapi nyatanya ada pesan mistis dibalik itu