bernafas sejenak

sudah satu bulan ini kopi dan rokok sepertinya tak membantu untuk melepaskan penat di gerumbulan syaraf di balik tempurung kepala saya.

betapa tidak, skedul tidak bisa mentolerir segala permasalahan yang timbul di beberapa hari ini. pekerjaan ya..?? jelas. sekarang saya tidak hidup untuk yang lain, sementara ini saya terfokus pada pekerjaan. begitu rumit dan kompleks.

terima kasih kepada poro sesepuh mbunderan HI, om Tyo, om Rudi, Bulik jeni, om Iman, om Wicak dan rekan rekan kurowo atas surprisenya saat memperkosa saya untuk diece ece dan digarap. lama tak online, saya tak mencium adanya konspirasi penuh dosa dan tawa terhadap saya. terima kasih, terima kasih dan terima kasih, (ati ati kowe bal...). hari ulang tahun tak berbeda dengan hari biasa, sudah tak peduli saya dengan keistimewaan hari tersebut, meski 25 tahun lalu simbok saya merasakan sakit ketika jebrolnya jabang bayi saya.. namun malam sabtunya, modiaaarr.... meski sebenarnya yang malam sabtu itu ulang tahun adalah si pito.. sorry guys..( kowe guy opo girl..??). terima kasih karena membuat saya bernafas kembali.

liburan lebaran haji kemarin saya kembali ingin sedikit menarik nafas dalam dalam di pagi hari, kopi sudah terseduh, rokok sudah tersulut, hape bersenandung memanggil dengan mesranya. pekerjaan? jelas..

setelah beberapa menit saya lalui dengan sepi dikala tetangga ramai bersilaturahmi dan kambing mengembik entah mengetahui nasib masa depannya saat itu, saya meraih hape lalu menelepon rumah. bertanya kabar dan sekedar pamit. tak dinyana obrolan itu justru menjadi alot ketika orang tua menginginkan saya kembali cuma pada hari ini untuk berkumpul bersama. tak perlulah saya ceritakan bagaimana otot ototan saya dengan orang tua. saya tahu benar keadaan saya sehingga seperti mengeles meskipun dengan sebuah alasan yang valid. tetapi orang tua tetaplah orang tua, toh mereka 400 km jauhnya dari saya dan tak bisa memperhatikan warna kaos oblong yang saya kenakan saat itu.

menjadi tak betah saya di kontrakan. ganti pakaian dan beranjak menuju ke tempat kerja.
kan tanggal merah ndik..?? saya hanya mencoba profesional. hari saya senin semua. salah gak..? tak tahulah bagi anda yang jelas saya punya alasan valid untuk beranjak mengkotori diri dengan debu Jakarta.

at least sampai kemarin logistik saya lapor ke atasan, berbelas kasih kepada saya beliau ini, meskipun saya anggap kurang tepat, toh dia sudah memohon maaf karena melangkahi saya saat itu. seperti kebakaran jenggot pula atasan saya, karena di akhir tahun ini beliau terpaksa menghandel pekerjaan yang remuk di 3 tempat, dan sudah terlepas di 1 tempat. remuk dan remuk. babak belur dan babak belur. lebih pusing lagi atasan saya ketika dilaporin permintaan libur atas nama saya oleh staf tadi meski saya tak merasa mengajukannya. baik hatinya atasan berbanding lurus dengan tanggung jawabnya meski ada di ruang yang terpojok.

"kamu mau libur pulang kampung ya?" saya tak menjawab.

"ya sudah, gak apa apa. tapi bla..bla..bla.."

permintaan untuk mendampinginya saat meeting tadi siang. dan saya menyanggupi.
saat genting dapat libur? yah.. saya belum libur setidaknya dalam 6 bulan terakhir ini hanya dapat terhitung tak sampai jumlah jari kedua tangan, saya dapat menikmati hari minggu.. hari minggu..??? ya libur hari minggu dan yang pasti lebaran kemarin. makanya ada pepatah tak semua wanita dapat mengerti pekerja yang terlanjur terpatok pada pekerjaan koclok ini.

selesai meeting jam setengah 12 an siang dan saya beranjak ke gudang bertemu dengan logistik untuk menyerah terimakan pekerjaan untuk hari ini dan besok. target progres kerjaanlah.
tawaran untuk mengantarkan ke stasiun senen dan saran saran bijak khas orang tua meluncur dari staf gudang kawakan itu. saya tersenyum saja dan menolak tawarannya, karena saya berpikir prioritas. saat ini kalau saya tidak ada, beliau harus standby untuk menghandle sementara.

belum berangkat pulkam masih saja diributkan dengan surat jalan yang tak tembus, dipersulit, saya hampir tak dapat membedakan makna dipersulit dengan prosedur, saya taunya barang itu harus bisa keluar saat ini. terlalu banyak yang harus meneken dan terlalu banyak bos bos yang cuti.

jam stgh 2 keluar dari lokasi, dan berpikir keras untuk dapat mengikuti misa di ndeso yang tahun lalu kayaknya mulai jam 7 an malam, betapa jauh perjalanan dan betapa singkat waktu. tak mau menunggu saya menuju gambir. kereta butuh 8 jam perjalanan ke ke stasiun terdekat dari rumah dan 2 jam lagi oper bus menuju teras rumah.

dan argometer Tuhan berjalan terus. dari gambir saya menuju ke bandara, bukan sok, tapi itulah solusi terbaik untuk tidak kuwalat dengan orang tua. mumpung masih punya orang tua kan..

flight jam 4 sore tadi tak terlalu buruk meskipun agak sedikit memalukan. saya duduk sendiri dibangku paling belakang, suwer sendiri. dari 6 row belakang atau no. 22 saya sendiri, didepan saya duduk orang bule dengan orang lokal, entah tkw ato artis saya tak bisa membedakan, yang jelas mereka mesra dan mbak pramu sampai senyum senyum ngrasani saat membagikan air mineral gelas. agak gedandapan saya setelah itu, saat lagi buka kathok membetulkan baju. terkadang saya meskipun tak rapih masih merasa kurang nyaman dengan baju yang sedikit acak acakan.

"sudah.." terhenti kata kata mbak pramugari ketika menyapa saya. tak kalah kagetnya saya

bajilaaaaakkk....
ruitsleting saya terbuka dan tangan saya lagi ngrogoh ke dalam kathok.

"selesai minumnya mas..." meneruskan kata kata meski agak berat.. mencoba mencairkan suasana, saya tersenyum dan cuek membetulkan baju. moga moga si mbak yang ayu tadi tak salah paham.. jangan dibayangkan pose saya saat itu dengan imajinasi liar anda :(

pesawat sampai dengan selamat jam 17 lebih 5 menit tadi, saya bergegas keluar. ketika di terminal kedatangan tentunya tak ada yang menyapa saya, saya bukan lelananging jagad macam ndoro kakung yang pasti dijemput wanita wanita cantik dan menanyakan oleh oleh sambil jowal jawil.. oleh olehnya oom...

mau naik taksi, mahal. mending jalan kaki menembus tangsi penerbad menuju ke jalan besar dan mencegat bus ke kota halaman. jalanan sepi benar dan jam 18 lebih 10 menit saya sampai di ujung kampung tempat sekian tahun lalu saya bermain petak umpet. sampai di rumah, makan roti karena seharian belum makan dan tadi ikut misa bersama sesuai pinta orang tua.
meski belum ketemu damai, afdolnya saya mengucapkan selamat natal.. damai beserta anda sekeluarga sekalian.. :D

pethak cinandra resiking wardaya, mangayu bagya dinten riyadi natal menika mugi ingkang Widhi paring berkah dhumateng panjengen sedaya..

ups saya belum ninggal gantungan kaos kaki di kontrakan.. :(

tememplek by endik kurang luwih jam 11:45 p.m., > ,

sakderengipun kawula nyuwun agunging samudra pangaksami dumateng panjenengan sami, sesepuh pinisepuh, bapak bapak saha ibu ibu, mas mas saha mbak mbak ingkang kersa mampir dhateng papan kawula menika, menawi wonten kalepatan, sedaya klenta klentunipun bilih tumindak lan atur, nyuwun boten dipun dadosaken penggalih, mugi mugi Ngarsa Dalem Sing Ngecat Lombok paring berkah..